Afandi menguraikan proses-proses dalam menentukan brand image sebagai berikut:
- Nama tersebut harus mudah diingat, misalnya saat memilih nama jangan terdiri dari kosakata yang sulit atau melebihi tiga kata.
- Relevan, meskipun tidak harus, tetapi nama brand yang relevan untuk produk akan membuat brand image lebih kuat.
- Usahakan bersifat dinamis dan fleksibel, ini juga sama pentingnya, itu berarti kita juga harus memiliki kemampuan untuk terus berinovasi meski masih dalam produk yang sama, bertujuan agar bisnis kita dapat bertahan serta tidak ketinggalan zaman.
- Meningkatkan keterlibatan dengan audiens.
Menurut Firmansyah, tahapan dalam membangun brand image adalah:
- Memiliki Positioning yang tepat. Merek harus membangun kehadiran yang kuat dan dominan dalam pikiran konsumen agar secara konsisten dianggap sebagai pilihan utama dan terpenting. Hal ini dibuktikan tidak hanya oleh keunggulan produk tetapi juga oleh tingkat pelayanan yang diberikan, guna memenuhi kepuasan konsumen.
- Memiliki brand value yang tepat. Produsen harus membangun citra dan kepribadian merek yang baik agar dapat meningkatkan nilai dan daya saing mereknya di mata konsumen. Kepribadian merek memiliki tingkat perubahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan positioning merek karena sifatnya yang tanggap terhadap permintaan dan keinginan konsumen.
- Miliki gagasan yang tepat. Untuk menyampaikan nilai dan positioning merek yang diinginkan secara efektif, penting untuk mengembangkan konsep yang sesuai dan selaras dengan target audiens. Konsep ini harus mencakup berbagai faktor seperti produk, segmentasi pasar, strategi pemasaran, target pasar, dan kualitas layanan. Hal ini memfasilitasi pembentukan persepsi merek yang menguntungkan di kalangan konsumen terhadap perusahaan.
Pengembangan brand harus mengedepankan unsur-unsur
mendasar yang membentuk karakter khas suatu brand dan menarik perhatian masyarakat.
Tiga faktor yang harus diperhatikan dalam membangun
kepribadian yang akan menarik perhatian publik:
- Visi berawal ketika ada satu kesamaan dari internal perusahaan/organisasi yang memiliki tujuan yang sama untuk membuat sebuah brand yang dikenal dari sebuah identitas yang dibangun sesuai dengan visi bersama.
- Personality Brand memiliki karakter khas yang secara efektif dapat meningkatkan pengenalan suatu merek sehingga menghasilkan dampak positif.
- Eksistensi suatu brand, agar dapat dikenal secara luas upaya pencitraan merek yang konsisten harus dilakukan untuk memastikan kelangsungan keberadaannya dan menjadikan suatu brand sebagai entitas yang berbeda di mata masyarakat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa brand image bukanlah sesuatu
yang statis, melainkan memerlukan perhatian dan upaya berkelanjutan. Eksistensi
brand harus dijaga melalui tindakan branding yang konsisten agar tetap relevan
dan dikenal oleh publik. Dengan demikian, membangun brand image sebuah lembaga
pendidikan melibatkan komitmen, strategi, dan interaksi yang baik dengan
berbagai pihak terkait.
Sumber:
- Rahman Afandi, Branding Madrasah Unggulan (Yogyakarta: Penerbit Pustaka Ilmu, 2019), hal 27.
- Muhammad Anang Firmansyah, Pemasaran Produk Dan Merek (Surabaya: Qiara Media, 2019),hal 164.
- Januwika Ramdhani, Iskandar Iskandar, and Sitti Aminah, ‘Komunikasi Pemasaran “Ruang Selaras” Dalam Membangun Brand Image Di ERA 5.0’, Wardah, 23.2 (2022), 289–307
Demikian pembahasan tentang Langkah-Langkah Menentukan Brand Image Madrasah/Sekolah. Semoga dapat menambah pemahamannya tentang Brand Image Madrasah,. Kritik dan saran melalui kolom komentar dibawah. Save dan share artikel ini untuk berbagi pengetahuan dengan klik ikon dibawah ini.
Social Media