Menurut Peter Berger sosialisasi adalah proses melalui dimana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Pada sosialisasi dipelajari peranan-peranan oleh karenanya disebut dengan teori mengenai pernanan (role theory). Sosialisasi dalam arti yang luas merupakan suatu usahan masyarakat yang menghantar warganya masuk ke dalam kebudayaan. Dengan kata lain masyarakat melakukan suatu rangkaian kegiatan tertentu untuk menyerah terimakan kebudayaan dari generasi ke generasi berikutnya.
Definisi lainnya mengatakan bahwa secara luas sosialisasi
dapat diartikan sebagai suatu proses dimana warga masyarakat di didik untuk
mengenal, memahami, mentaati dan menghargai norma-norma dan nilai-nilai yang
berlaku dalam masyarakat. Secara khusus sosialisasi mencakup suatu proses
dimana warga masyarakat mempelajari kebudayaannya, belajar mengendalikan diri
serta mempelajari peranan-peranan dalam masyarakat.
Proses sosialisasi bertujuan untuk:
- Memberi keterampilan yang dibutuhkan individu untuk hidupnya kelak dimasyarakat
- Mengajarkan individu untuk mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya untuk membaca, menulis, dan berbicara
- Melatih Pengendalian fungsi-fungsi organik melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat
- Membiasakan individu dengan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada dalam masyarakat.
Proses sosialisasi dilaksanakan oleh pihak-pihak yang
dinamakan agen-agen sosialisasi (agent of socialization). Tokoh sosiologi
Fuller dan Jacobs mengidentifikasi lima agen sosialisasi utama, yaitu :
keluarga, kelompok bermain, media massa, dan lembaga pendidikan.
Keluarga
Pada awal kehidupan manusia agen sosialisasi biasanya
terdiri dari orang tua dan saudara kandung. Namun pada masyarakat dimana
mengenal sistem keluarga luas (extended family) agen sosialisasi dapat mencakup
pula nenek, kakek, bibi, dan sebagainya. Pentingnya agen sosialisasi pertama
terletak pada kemampuan yang diajarkan oleh keluarga, yaitu agar dapat
berinteraksi dengan Significants others (orang-orang penting dengan siapa
seseorang berinteraksi dalam proses sosialisasi), dimana seorang bayi belajar
berkomunikasi secara verbal dan nonverbal.
Kelompok Bermain
Kelompok bermain atau teman bermain dapat mencakup
kerabat, tetangga, maupun teman sekolah. Berbagai kemampuan baru dipelajari
oleh seorang anak. Pada sosialisasi ini seorang anak belajar berinteraksi
dengan orang-orang yang sederajat karena sebaya. Dalam kelompok bermain ini
pulalah seorang anak mulai belajar nilai-nilai keadilan.
Media Massa
Media massa merupakan agen sosialisasi yang berpengaruh pula pada perilaku
khalayak. Hal ini dikarenakan media massa merupakan bentuk komunikasi yang
menjangkau sejumlah besar orang. Media massa terdiri dari media cetak (surat kabar,
majalah) dan media elektronik (radio, televisi, video, film, piringan hitam,
kaset, Cd, internet). Pesan-pesan yang ditayangkan melalui media elektronik
dapat mengarahkan khalayak ke arah perilaku prososial maupun antisosial.
Lembaga Pendidikan (Sekolah)
Pendidikan formal mempersiapkan seorang anak dalam
penguasaan peranan-peranan baru dikemudian hari, dikala dia tidak tergantung
lagi pada orang tuanya. Terdapat perbedaaan antara sosialisasi yang berlangsung
dalam keluarga dengan sosialisasi pada sistem pendidikan formal. Hal ini dapat
terjadi karena sekolah merupakan suatu jenjang peralihan antara keluarga dan
masyarakat. Sekolah memperkenalkan aturan-aturan baru yang diperlukan bagi
anggota masyarakat. Aturan-aturan tersebut sering berbeda bahkan bertentangan
dengan aturan-aturan yang dipelajari selama sosialisasi berlangsung di
keluarga.
Dalam masyarakat agen-agen sosialisasi tidak terbatas
dalam kelima agen ini saja. Hal ini dikarenakan proses sosialisasi akan
diterima oleh setiap individu sepanjang hidupnya. Dalam kaitan ini maka para
ahli membicarakan mengenai bentuk-bentuk proses sosialisasi. Bentuk proses
sosialisasi ini dapat dibagi menjadi dua yaitu : Sosialisasi primer dan
sosialisasi sekunder.
Sosialisasi primer adalah sosialisasi pertama yang
dijalani individu semasa kecil, melalui mana ia menjadi anggota masyarakat.
Sosialisasi sekunder adalah proses berikutnya yang
memperkenalkan individu yang telah disosialisasi ke dalam sektor baru di dalam
masyarkat.
Sumber:
- Oc, D. Hendropuspito (1989), Sosiologi Sistematik, Jakarta, Kanisius.
- Simamora, Sahat (1983), Sosiologi Suatu Pengantar, terjemahan dari Introduction to Sociology, Bruce J Cohen, Jakarta, PT. Bina Aksara.
- Sunarto, Kamanto (1993), Pengantar Sosiologi, Jakarta, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Demikian pembahasan tentang Sosialisasi - Pengantar Sosiologi. Semoga dapat menambah pemahamannya tentang Sosiologi,. Kritik dan saran melalui kolom komentar dibawah. Save dan share artikel ini untuk berbagi pengetahuan dengan klik ikon dibawah ini.
Social Media